Rabu, 10 April 2013

Riwayat Hidupku
    Namaku Ahmad Iqbal yang sering dipanggil dengan Iqbal. Aku lahir pada tanggal 28 november 1996 dari pasangan suami istri Abdus Syukur dan Khusnul Khotimah. Syukur aku panjatkan karena terlahir di keluarga beragama islam dan bahagia. Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Aku dibesarkan dengan penuh kasih sayang . Sejak kecil aku telah diajarkan ilmu agama oleh orang tuaku. Mulai diajarkan sholat hingga di sekolah di Taman Pendidikan Al-qur’an. Disana banyak ilmu yang aku perolah. Aku mengenyam pendidikan disana hingga lulus SD. Masa kanak-kanakku ku habis kan untuk bermain bersama teman-teman kecilku. Layaknya anak kecil saat ini aku bermain dengan teman seperti bermain mobil-mobilan. Tapi kadang-kadang juga aku bermain permainan tradisonal yang sekarang mulai jarang di temukan dikalangan anak anak saat ini. Aku masuk ke SD ketika umur 6 tahun. Dan aku juga mulai bisa membaca ketika kelas 1 SD. Saat masih duduk bangku kelas 1SD ibuku paling berperang dalam hal ini. Aku diajarkan membaca, berhitung, dan sebagainya. Dan itu tidak bertahan lama ketika kanker merengkut nyawanya. Aku ditinggal pergi olehnya ketika aku duduk dibangku kelas 3 SD. Mulai saat itu aku lebih banyak belajar sendiri. Karena ibuku yang biasa mengajariku kini telah tiada. Tetapi Alhamdulillah prestasiku bisa dibilang tidak buruk juga. Aku mendapatkan peringkat pertama mulai kelas 2 hingga kelas 6 SD. Aku lulus SD dengan jumlah NEM yang cukup baik yaitu 26,90. Dan pendidikanku aku lanjutkan ke pondok pesantren di sebuah tempat di kota Lamongan hingga lulus dengan nilai yang bisa dibilang lumayan lah 37.55. Hingga kini aku lanjutkan pendidikanku di kota Jogja.     

Jumat, 08 Maret 2013

Masa Remaja Untuk Meraih Cita-Cita dan Mengenal Potensi Diri

Dunia remaja adalah merupakan dunia yang kebanyakan orang dianggap sebgai dunia yang paling menyenangkan. Bagaimana tidak, masa remaja merupakan masa yang paling bebas. Biaya hidupnya di tanggung oleh orang tuanya. Dia hanya hanya melaksanakan kewajibanya sebagai seorang remaja yang semestinya harus menunutt ilmu dan mempersiapkan diri unutk menyongsong masa depan yang tak tahu kita nantinya akan jadi apa. Faktanya banyak di kalangan remaja yang justru menggunakan waktunya untuk berfoya-foya. Padahal justru lebih baik digukan untuk meraih cita-cita. Merencanakan masa depan memang penting supaya sejak awal kita bisa menentukan langkah-langkah untuk mencapainya. Bagaimanapun, pilihan yang dibuat akan berpengaruh terhadap pola pendekatan yang digunakan. Beberapa langkah praktis dalam menetapkan masa depan adalah sebagai berikut: 
    1. Realistis Cita- cita atau impian masa depan haruslah realistis dan bisa dicapai dengan metode, pendekatan, dan strategi tertentu. Cita-cita yang tidak realistis hanya akan menyebabkan kekecewaan yang berpotensi menimbulkan frustasi. Sebagian dari kita, banyak yang merancang masa depan yang jauh dari realistis sehingga sulit dicapai. kita juga seringkali menyangkal fakta-fakta tentang diri kita. Padahal semua ini hanyalah mempersulit kita dalam merancang masa depan. Contohnya Icha mempunyai keinginan untuk menjadi astronot, namun hampir mustahil dilakukan di negara yang tidak mempunyai fasilitas angkasa luar. Tetapi cita-citanya menjadi peneliti biologi hampir pasti dapat dilakukan karena terdapat demikian banyak laboratorium penelitian biologi. Realitas semacam ini harus segera disadari oleh Icha dan menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Jika ia berhasil menerima kenyataan ini, maka semua upaya bisa diarahkan untuk mempertajam visi menjadi seorang peneliti biologi yang andal.
     2. Strategi Meraih cita-cita masa depan tidak bisa dilepaskan dari strategi untuk mencapainya. Tidak sedikit para remaja yang kecewa dan frustasi karena gagal meraih cita-cita. Bukan karena kurang cerdas, melainkan kita keliru dalam menetapkan strategi atau karena tidak memiliki strategi sama sekali. Contohnya, Liana, gagal maju ke semester berikutnya karena salah menetapkan strategi belajar ke universitas. Ia terlalu banyak mengambil mata kuliah (SKS) sehingga kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan mata kuliah yang diikutinya. Akibatnya, ia gagal total karena hampir semua nilai mata kuliahnya tidak memadai.
     3. Mempersiapkan Diri Salah satu cara meraih masa depan yang lebih baik adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Mempersiapkan diri termasuk memilih bentuk masa depan yang ingin dicapai dan bagaimana mencapainya. Pilihan yang tepat akan memudahkan kita mempersiapkan diri, memilih strategi, dan metode pendekatan yang tepat. 
    4. Fleksibel Cita-cita atau mimpi masa depan haruslah fleksibel sehingga ketika mengalami berbagai benturan atau hambatan bisa segera disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Tidak sedikit remaja yang gagal mewujudkan cita-citanya karena terlalu kaku pada pilihan mereka yang belum tentu benar. Akibatnya, ketika pilihan mereka gagal. Mereka tidak mempunyai jalan keluar. Sebagai contoh, Bony gagal mewujdkan cita-citanya karena hanya berminat meneruskan studinya di bidang arsitektur pada universitas tertentu. Bon sama sekali tidak berminat bidang lain di luar arsitektur dan itu pun harus di unoversitas tertentu. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan Bony terlempar dari kompetisi dan kini ia luntang-luntung korban kesalahannya sendiri. 
    5. Mengenali Potensi Diri Mengenali potensi diri merupakan salah satu unsur terpenting dalam meraih masa depan yang lebih baik. Banyak remaja gagal mencapai cita-cita karena kurang mengenali potensi diri dengan baik. Akibatnya, mereka menetapkan sasaran terlalu tinggi sehingga sukar dicapai atau terlalu rendah, sekalipun mampu diwujudkan, namun tidak memberikan manfaat atau perubahan berarti.